HAL YANG PERLU DAN DIHINDARI SEORANG SENIMAN

Abdul Koni (Seniman Monolog Indonesia)

HAL YANG PERLU DAN DIHINDARI SEORANG SENIMAN

1. Kejujuran Penting daripada Validasi:

Kamu tak lagi berkarya demi pujian, tapi demi menyuarakan identitasmu yang otentik. Karyamu bukan jendela untuk menyenangkan semua orang, melainkan cermin batinmu yang paling jujur.

2. Hidupmu Gelisah, Tidurmu Tak Nyaman:

Kamu terus berusaha agar karyamu lebih dalam dari karya sebelumnya. Bangun tidur pun, yang pertama kali melintas adalah rencana karya selanjutnya. Gelisahmu bukan beban, tapi itu bara pertumbuhanmu.

3. Mampu Melepaskan Ego Visual:

Kamu tak lagi terpaku pada gaya yang dulu dielu-elukan. Kamu berani menghapus, mengubah, bahkan meninggalkan bentuk-bentuk yang dulu kamu anggap sebagai “jatidiri.” Karena kamu tahu: jatidiri bukan gaya, tapi kejujuran.

4. Menemukan Makna dalam Kesalahan:

Kesalahan dalam karyamu bukan lagi musuh, tapi guru yang setia. Ketidaksempurnaanmu justru membuka jalan dan kekuatan.

5. Merawat Konsistensi di Tengah Ketidakpastian:

Kamu tetap berkarya meski dunia tak menberimu tepuk tangan. Sebab bagimu, berkarya bukan soal panggung, tapi panggilan. Konsistensimu adalah kesetiaan pada jiwa.

6. Kritik Tak lagi Menyakitkan, tapi Menyuburkan:

Kamu tak lagi reaktif saat dikritik. Kamu mendengarkan diam-diam, menyaring dalam-dalam, lalu menjadikannya pupuk. Kritik yang dulu jadi luka, kini jadi tanah subur pertumbuhan.

7. Sensitivitas terhadap Dunia semakin Tajam:

Kamu membaca peristiwa bukan hanya dengan mata, tapi dengan nurani. Dunia di sekitarmu bukan sekadar objek visual, tapi percakapan batin yang membentuk narasi karyamu.

8. Berani Menantang Kenyamanan :

Kamu tak ingin nyaman terlalu lama. Setiap karya adalah zona eksperimentasi. Bukan demi menang, tapi demi bertanya ulang: “Sudahkah kamu menjadi diri sendiri?”

9. Tak lagi Tergesa Mengejar Pengakuan:

Kamu menyadari: pengakuan adalah bonus, bukan tujuan. Kamu memilih dulu integritas daripada recognition, dan keberanian untuk terus menjadi versi terbaik dirimu sendiri.

10. Memaknai Hening sebagai Ruang Kreatif:

Kamu tak panik saat tak berkarya. Karena kamu tahu, diam juga adalah bagian dari proses menabung emosi, energi, dan menyiapkan letupan selanjutnya.

Share :